PERANG BADAR KUBRA BAG.4 (JALANNYA PERTEMPURAN)

Posted by Han on Friday, August 13, 2010 | 0 comments

Setelah al-Aswad terbunuh, 3 orang pasukan berkuda Quraisy maju ke depan seraya menantang pasukan muslimin untuk melakukan pertempuran satu lawan satu. Ketiganya adalah Utbah ibn Rabi'ah serta saudaranya, Syaibah ibn Rabi'ah, dan Walid ibn Utbah. Maka, majulah dari pihak pasukan muslimin 3 pemuda Anshar. Mereka adalah Auf ibn Harits, Muadz ibn Harits (ibu keduanya adalah Afra) dan Abdullah ibn Rawahah.

Akan tetapi, pasukan Quraisy menolak ketiga orang tersebut. Mereka meminta berlempur dengan anak paman-paman mereka dari kalangan Muhajirin. Maka, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Ubaidah ibn Harits, Hamzah, dan Ali untuk melawan mereka satu lawan satu. Pada saat itu, Hamzah bertugas melawan Utbah, Ubaidah melawan Walid, dan Ali melawan Syaibah. Akhirnya, Ali dan Hamzah berhasil membunuh kedua lawan mereka. Kemudian keduanya membantu Ubaidah, karena keduanya memperkirakan bahwa Walid yang akan memenangkan pertempuran atas Ubaidah.

Tentang keenam orang yang bertanding satu lawan satu itu, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka." (QS. Al-Hajj: 19)

Setelah pertandingan satu lawan satu usai, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam meminta Ali untuk memberikan segenggam kerikil kepada beliau. Lantas, Ali pun memberikan segenggam kerikil kepada Rasulullah. Dan sesaat kemudian, beliau langsung melemparkannya ke muka pasukan Quraisy. Akibatnya, setiap orang Quraisy yang terkena lemparan itu, kedua matanya penuh dengan kerikil. Karena kejadian ini, turunlah firman Allah: "Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar." (QS. Al-Anfal: 17)

Kaum muslimin, saat itu, terjun ke medan pertempuran dengan bermodalkan kekuatan iman yang sangat besar. Lalu, dengan penuh keyakinan mereka menyerang kaum musyrikin Quraisy dan satu persatu berhasil membunuh pemimpin-pemimpin Quraisy. Bahkan, juga menurunkan balatentara perang-Nya yang terdiri dari para malaikat untuk membantu kaum muslimin dan melenyapkan musuh-musuh mereka. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya, "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (1ngatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin, 'Apakah tidak cukup bagi kamu, Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?' ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 123-126)

Kemudian, Allah juga menurunkan ayat: "(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan¬Nya bagimu, 'Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang bertutut-turut. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tentram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentramanan dari pada¬Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)."(QS. Al-Anfal: 9-11)

Setelah itu, Allah menurunkan ayat-Nya: "(1ngatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.' Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang¬-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka." (QS. Al-Anfal: 12)

Hal senada juga banyak diriwayatkan dalam hadis-hadis. Di dalam Al-Musnad (2/194,Syakir) diriwayatkan: Ketika seorang tentara muslim akan menyerang seorang tentara musyrik di depannya, tiba-tiba ia mendengar pukulan cemeti di atasnya dan suara seorang penunggang kuda berkata, "Majulah Haizum!' Sesaat kemudian, tentara musyrik yang akan diserangnya sudah tersungkur ke tanah. Lalu, ia mencoba melihatnya dari dekat. Maka, ia melihat hidung tentara musyrik sudah lenyap dan wajahnya hancur seperti terkena pukulan cemeti. Setelah peristiwa tersebut, datanglah seorang Anshar kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam dan menceritakan peristiwa tersebut kepadanya. Beliau menjawab, 'Aku mempercayainya. Karena itu merupakan pertolongan dari langit ketiga'."

Sementara itu, Ahmad (Bukhari/al-Fath 15/181/no:3995) menceritakan: Seorang laki-laki Anshar berperawakan pendek datang dengan membawa Abbas sebagai tawanan. Di hadapan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam, Abbas berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya orang ini (seraya menunjuk pada orang Anshar tadi) bukan yang menawanku. Aku ditawan oleh seorang laki-laki botak, tetapi sangat tampan dan ia menunggang seekor kuda belang. Sungguh, belum pernah aku melihat orang seperti itu di pasukanmu)." Maka, orang Anshar tadi menyela, "Ya Rasulullah, akulah yang telah menawannya." Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam spontan berkata, "Diam ... Allah telah memberikan kekuatan kepadamu dengan bantuan para malaikat yang mulia."

Umawi (Bukhari/al-Fath 15/180/no:3995) menuturkan: Saat berada di dalam kemahnya, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam mengangguk sebanyak satu kali (seperti terserang rasa kantuk) kemudian tersadar. Setelah itu, beliau berkata kepada Abu Bakar, "Wahai Abu Bakar, kabarkanlah berita gembira ini. Sesungguhnya bantuan Allah telah datang kepadamu. Aku melihat Jibril tengah melipat penutup kepalanya, mengambil tali kendali kudanya, dan akan mengendarainya ke tengah-tengah peperangan yang tengah bergejolak. Sungguh, bantuan dan pertolongan Allah telah datang kepadamu."

Selain itu, beberapa hadis juga ada yang meriwayatkan keikut¬sertaan para malaikat dalam perang badar ini, sekalipun tidak menyebutkannya secara langsung. Bukhari (Al-Mutadrak 3/361) misalnya, ia meriwayat¬kan bahwa pada saat perang Badar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda, "Itu adalah Jibril. Ia telah memegang kepala kudanya seraya menenteng senjata."

Di dalam riwayat lain, Bukhari (diriwayatkan Ibnu Ishaq tanpa silsilah periayatan-Ibnu Hisyam 2/336) menuturkan: Jibril telah datang kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam dan berkata kepada beliau,"Dengan apa kalian menyebut orang-orang yang berjuang di perang Badar ini?" Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam menjawab, "Mereka adalah orang muslim terbaik." Maka, Jibril berkata, "Begitu pula dengan malaikat yang ikut serta dalam perang Badar ini. Mereka adalah termasuk muslim terbaik. "

Dalam perang Badar ini, banyak sekali tentara kaum muslimin yang mendapatkan karamah dan pertolongan dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Salah satunya adalah yang dialami oleh Ukkasah ibn Mihshan. Syahdan, ia berperang dengan mempergunakan pedangnya hingga pedang itu patah. Maka, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam memberikan kepadanya sebatang kayu sebagai ganti pedangnya agar ia terus bertempur. Namun, tiba-tiba kayu itu berubah menjadi pedang yang berukuran panjang, sangat kuat, dan mengkilat. Lalu, Ukkasah mempergunakan pedang tersebut pada perang Badar dan perang-perang yang lainnya hingga akhirnya mengantarkan Ukkasah pada pintu kesyahidan. Peperangan terakhir yang ia ikuti adalah perang Yamamah. Saat itulah ia gugur sebagai syahid.

Sementara itu, seorang Iblis yang sebelumnya menyamar sebagai Suraqah ibn Malik, saat melihat keganasan para malaikat dan kaum muslimin terhadap para tentara musyrikin, ia melarikan diri dan kemudian menceburkan diri ke lautan

Selain itu, kita juga harus melihat firman Allah, "Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan, 'Tidak ada seorang manusia yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.' Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata, 'Sesungguh¬nya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah.' Dan Allah sangat keras siksa-Nya." (QS. Al¬Anfa!: 48)