Kebencian Yahudi Kepada Jibril

Posted by Han on Saturday, August 7, 2010 | 0 comments

Penulis Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin




قَالَ أَنَسٌ: قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ لِلنَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عَدُوُّ الْيَهُوْدِ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguh Jibril ‘alaihissalam adl musuh bagi Yahudi dari kalangan malaikat.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dlm Musnad- Al-Imam Al-Bukhari dlm Kitab Bad`ul Khalq bab Dzikru Malaikat Kitab Ahaditsul Anbiya` Kitab Manaqib Al-Anshar Kitab Tafsir .
Hadits di atas merupakan bagian dari hadits yg lengkap sebagai berikut:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: سَمِعَ عَبْدُ اللهِ بنُ سَلاَمٍ بِقُدُوْمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِى أَرْضٍ يَخْتَرِفُ، فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنِّي سَاِئَلُكَ عَنْ ثَلاَثٍ لاَ يَعْلَمُهُنَّ إِلاَّ نَبِيٌّ؛ فَمَا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ؟ وَمَا أَوَّلُ طَعَامِ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ وَمَا يَنْزِعُ الْوَلَدَ إِلَى أَبِيْهِ أَوْ إِلَى أُمِّهِ؟ قَالَ: أَخْبَرَنِى بِهِنَّ جِبْرِيْلُ آنِفاً. قَالَ: جِبْرِيْلُ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: ذَاكَ عَدُوُّ الْيَهُوْدِ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ. فَقَرأَ هَذِهِ اْلآيَةَ: أَمَّا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُ النَّاسَ مِنَ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ، وَأَمَّا أَوَّلُ طَعَامِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ الْحُوْتِ، وَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ الْمَرْأَةِ نَزَعَ الْوَلَدَ، وَإِذَا سَبَقَ مَاءُ الْمَرْأَةِ نَزَعَتْ. قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ، يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ الْيَهُوْدَ قَوْمٌ بُهُتٌ، وَإِنَّهُمْ إِنْ يَعْلَمُوا بِإِسْلاَمِي قَبْلَ أَنْ تَسْأَلَهُمْ يَبْهَتُوْنِى. فَجَاءَتِ الْيَهُوْدُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَىُّ رَجُلٍ عَبْدُ اللهِ فِيْكُمْ؟ قَالُوا: خَيْرُنَا وَابْنُ خَيْرِنَا، سَيِّدُنَا وَابْنُ سَيِّدِنَا. قَالَ: أَرَأَيْتُمْ إِنَّ أَسْلَمَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ؟ فَقَالُوا: أَعَاذَهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ. فَخَرَجَ عَبْدُ اللهِ فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ. فَقَالُوا: شَرُّنَا وَابْنُ شَرِّنَا. وَانْتَقَصُوْهُ، قَالَ: فَهَذَا الَّذِى كُنْتُ أَخَافُ، يَا رَسُوْلَ اللهِ
Dari Anas dia berkata: “Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia tengah berada di sebuah kebun sedang memetik buah . Datanglah ia kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: ‘Sesungguh saya akan berta kepadamu tentang tiga hal tdk ada yg mengetahui kecuali seorang nabi: Apa awal tanda datang hari kiamat? Makanan apakah yg pertama kali bagi penduduk Jannah ? Apakah yg menyebabkan anak dapat serupa dgn ayah atau ibunya?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Baru saja Jibril memberitakan kepadaku tiga perkara itu.’ Abdullah bin Salam bertanya: ‘Jibril?!’ Beliau menjawab: ‘Iya.’ mk ia berkata: ‘Itu adl musuh Yahudi dari kalangan para malaikat.’ Kemudian beliau membaca ayat:
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيْلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ
‘ ke dlm hatimu}1. Adapun awal tanda hari kiamat adl muncul api yg menghimpun manusia dari Masyriq ke Maghrib . Adapun makanan yg pertama bagi penghuni Jannah adl potongan yg menempel pada hati ikan. Apabila memancar air mani laki2 mendahului air mani wanita mk anak yg akan lahir serupa dgn ayah dan apabila air mani wanita mendahului mk anak yg akan lahir serupa dgn ibu .’
Abdullah bin Salam berkata: ‘Aku bersaksi bahwa tdk ada yg berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adl Rasulullah. Wahai Rasulullah sesungguh orang2 Yahudi adl suatu kaum yg mengada-adakan kebohongan. Sesungguh jika mereka mengetahui keislamanku sebelum engkau berta kepada mereka pasti mereka akan membuat kebohongan atas diriku.’ Datanglah orang2 Yahudi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya: ‘Bagaimana menurut kalian seorang laki2 yg bernama Abdullah?’ Mereka menjawab: “Dia orang yg terbaik di antara kami anak seorang yg terbaik di antara kami pemuka kami anak seorang pemuka kami.’ Beliau bertanya: ‘Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah bin Salam masuk Islam?’ Mereka menjawab: ‘Semoga Allah melindungi dari perkara itu.’ Keluarlah Abdullah dan berkata:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
Kemudian mereka berkata: ‘Dia orang yg terburuk di antara kami dan anak seorang terburuk di antara kami’ dan menjelek-jelekkannya. Abdullah berkata: ‘Inilah yg aku khawatirkan wahai Rasulullah’.”

Penjelasan Jalur Periwayatan
Dalam Musnad Al-Imam Ahmad terdapat tiga jalan periwayatan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
Pertama: dari Humaid bin Abi Humaid At-Thawil Abu ‘Ubaidah Al-Khuza’i Al-Bashri.
Dari Humaid ada tiga perawi yg meriwayatkan darinya. Mereka adalah: Hammad bin Salamah Abu Salamah Al-Bashri Ismail bin Ibrahim Al-Asadi Abu Bisyr Al-Bashri dan Muhammad bin Ibrahim As-Sulami Abu ‘Amr Al-Bashri.
Kedua: dari Abdul Aziz bin Shuhaib Abu Hamzah Al-Bashri.
Dari Abdul Aziz ada seorang perawi yg meriwayatkan dari yaitu Abdul Warits bin Sa’id bin Dzakwan Al-‘Anbari.
Ketiga: dari jalan Tsabit bin Aslam Al-Bunani Abu Muhammad Al-Bashri.
Dari Tsabit bin Aslam terdapat seorang rawi yg meriwayatkan dari yaitu Hammad bin Salamah Abu Salamah Al-Bashri.
Adapun dlm Shahih Al-Bukhari terdapat dua jalan periwayatan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Pertama: dari jalan Humaid bin Abi Humaid Ath-Thawil Abu Ubaidah Al-Khuza’i Al-Bashri.
Dari Humaid terdapat tiga perawi yg meriwayatkan darinya. Mereka adl Marwan bin Mu’awiyah Abu Abdillah Al-Fazari Al-Kufi Bisyr bin Mufadhal Ar-Raqasyi Abu Isma’il Al-Bashri dan Abdullah bin Bakr Al-Bahili Abu Wahb Al-Bashri.
Kedua: dari Abdul Aziz bin Shuhaib Abu Hamzah Al-Bashri
Dari Abdul Aziz terdapat seorang perawi yg meriwayatkan dari yaitu Abdul Warits bin Sa’id bin Dzakwan Al-‘Anbari.
Lafadz hadits yg tersebut pada pembahasan ini disebutkan Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dlm Shahih- pada Bab Dzikru Al-Malaikat dgn bentuk mu’allaq2 dgn lafadz yg singkat. Kemudian beliau meriwayatkan pada tempat yg lain dgn sanad yg bersambung dan lafadz yg sempurna seperti tersebut di atas.
Sebagaimana yg tersebut pada jalur periwayatan di atas kita ketahui bahwa Humaid meriwayatkan dari Anas bin Malik. Terkadang periwayatan beliau dlm bentuk عَنْعَنَةٌ } sebagaimana riwayat dari jalan Hammad bin Salamah Isma’il bin Ibrahim Muhammad bin Ibrahim dan Marwan bin Mu’awiyah Al-Fazari yg semua meriwayatkan dari Humaid. dlm keadaan beliau seorang mudallis3 sebagaimana yg dikatakan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dlm kitab Taqrib At-Tahdizb .
Demikian pula Hammad Syu’bah Ibnu ‘Adi Ibnu Sa’d Ibnu Hibban dan yg lain menyatakan bahwa Humaid adl seorang mudallis.
Namun kesamaran riwayat beliau ini telah dipertegas dgn bentuk yg gamblang -menunjukkan ia mendengar langsung dari rawi di atasnya- seperti yg terdapat pada riwayat dari jalan Bisyr bin Mufadhal dan Abdullah bin Bakr. Kedua berkata: “Humaid telah memberitakan kepada kami Humaid berkata: Anas bin Malik telah memberitakan kepada kami.”
Demikian pula pernyataan Al-Hafizh Abu Sa’id Al ‘Ala`i. Kalaupun dikatakan bahwa hadits-hadits yg diriwayatkan Humaid dari Anas adl mudallasah akan tetapi telah jelas siapa yg menjadi perantara antara beliau dgn Anas yg mana beliau adl seorang yg tsiqah .

Penjelasan Mufradat Hadits
• Kalimat:
وَهُوَ فِى أَرْضٍ يَخْتَرِفُ
Artinya: ia berada di sebuah kebun sedang memetik buah . Lafadz ini terdapat pada riwayat dari jalan Abdullah bin Bakr dari Hammad dari Anas bin Malik. Yang mempertegas bahwa ia sedang berada di atas pohon kurma ialah riwayat yg tersebut dlm Musnad Al-Imam Ahmad sebagaimana riwayat dari jalan Hammad dari Tsabit dan Humaid dari Anas bin Malik dgn lafadz:
وَهُوَ فِى نَخْلِهِ
Artinya: ia sedang berada di atas pohon kurma.
Dan Al-Hafizh menyebutkan dlm Fathul Bari riwayat dlm Sunan Al-Baihaqi dgn lafadz:
وَأَنَا عَلَى رَأسِ نَخْلَةٍ
Artinya: dan saya berada di atas pohon kurma.

• Kalimat:
جِبْرِيْلُ
‘Ikrimah berkata bahwa nama جِبْرِيْلُ berasal dari kata جبر bermakna: عَبْدٌ adapun إِيلُ bermakna الله sehingga nama جِبْرِيْلُ bermakna عَبْدُ اللهِ .
Pendapat ini juga disandarkan kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma hanya saja terdapat tambahan: “Setiap nama yg pada ada kata-kata إِيلُ makna adl Allah.”
Abdullah ibn Harits Al-Bashri salah seorang tabi’in menerangkan bahwa nama Allah إيل adl nama yg menggunakan huruf Ibraniyyah.
‘Ali bin Hasan berkata: “Nama جِبْرِيْلُ sama dgn Abdullah مِيكَائِيلُ sama dgn Ubaidullah إِسْرَافِيْلُ sama dgn Abdurrahman. Dan tiap nama yg pada ada kata إيل mk bermakna مُعَبَّدٌ لِلهِ : dihambakan kepada Allah.”
Ath-Thabari dan yg lain berkata: “Pada nama جِبْرِيْلُ terdapat beberapa bahasa:
Ahlul Hijaz membaca dengan: جِبْرِيْلُ dan inilah bacaan mayoritas qurra` .
Bani Asad membaca dgn جِبْرِيْن.
Sebagian Ahlu Najd Tamim Qais membaca dgn جَبْرَئِيْل dan ini bacaan Al-Kisa`i dan Abu Bakr dan yg dipilih oleh Abu ‘Ubaid.
Yahya bin Watsaf dan ‘Alqamah membaca dgn جَبْراَئِيْل.
Yahya bin Adam membaca dgn جَبْراَئِل.
Diriwayatkan dari Al-Hasan dan Ibnu Katsir bahwa kedua membaca dgn جَبْرِيْلُ.
Kemudian diriwayatkan dari Yahya bin Ya’mar membaca dgn جَبْرَئِلُّ.
Kemudian pada Fathul Bari Al-Hafizh menyebutkan bahwa nama جِبْرِيْلُ terdapat13 bahasa:
جِبْرِيْلُ، جَبْرِيْلُ، جَبْرَئِيْلُ، جَبْرَئِلُ، جَبْرَئِلُّ، جَبْرَائِيْلُ، جَبْرَايِلُ، جَبْرَيْئِيْلُ، جَبْرَالُ، جَبْرَايِلُ، جَرِيْنُ، جِرِيْنُ، جَبْرَئِيْنُ

• Kalimat:
نَزَعَ الْوَلَدَ
bermakna جَذَبَهُ yg berarti menariknya. Maksud adl penyerupaan sebagaimana dlm riwayat yg lain .
• Kalimat:
خَيْرُنَا وَابْنُ خَيْرِنَا، سَيِّدُنَا وَابْنُ سَيِّدِنَا
Pada riwayat yg lain terdapat lafadz عَالِمُنَا وَابْنُ عَاِلِمنَا seperti pada riwayat Hammad dari Humaid dari Anas dlm Musnad Al-Imam Ahmad.
Juga dari jalan Al-Fazari dari Humaid dari Anas dgn lafadz:
وَأَخْبَرُنَا وَابْنُ أَخْبَرِنَا أَعْلَمُنَا وَابْنُ أَعْلَمِنَا
“Orang yg paling tahu di antara kami dan anak orang yg paling tahu di antara kami orang yg paling berilmu di antara kami dan anak orang yg paling berilmu di antara kami.”
Dalam riwayat Bisyr dari Humaid dari Anas dgn lafadz:
أَفْضَلُنَا وَابْنُ أَفْضَلِنَا
“Orang yg paling utama di antara kami dan anak orang yg paling utama di antara kami.”
Al-Hafizh berkata: “Ada kemungkinan semua riwayat itu diucapkan atau diucapkan sebagian dgn makna.”

• Kalimat:
بُهُتٌ
Dapat dibaca dgn men-dhammah huruf ba` dan ha` atau dgn men-dhammah ba` dan mensukun ha`. Ini adl bentuk jamak dari kata بَهِيْتٌ seperti kata قُضُبٌ adl bentuk jamak dari قَضِْيبٌ dan kata قُلُبٌ adl bentuk jamak dari قَلِيْبٌ.
Makna adl perkara yg mencengangkan yg disebabkan oleh hal-hal yg diada-adakan dari suatu kedustaan. Dinukil dari pendapat Al-Kirmani bahwa kata ini berasal dari بَهُوْتٌ.
Pada riwayat yg berasal dari jalan Abdul Warits dari Abdul Aziz dari Anas ia berkata: “Telah datang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Madinah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membonceng di belakang Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu dan Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu adl orang tua yg dikenal dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl orang muda yg tdk dikenal . Dari riwayat ini secara dzahir dipahami bahwa Abu Bakr lbh tua daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun perkara tidaklah demikian. Karena sebagaimana yg tersebut dlm Shahih Muslim dari Mu’awiyah bahwa Abu Bakr meninggal dlm usia 63 tahun. Dan dlm riwayat ‘Aisyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal juga dlm usia 63 tahun. Padahal didapatkan Abu Bakr masih hidup setelah meninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dua tahun lebih. Hal ini mengharuskan bahwa yg benar umur Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu lbh muda ketimbang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dgn selisih dua tahun lebih. Adapun makna kalimat Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu adl orang tua yg dikenal ialah beliau telah beruban dan sering beliau melewati orang2 Madinah pada waktu safar di kala berdagang. Berbeda dgn Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg lama tdk melakukan safar dan belum banyak beruban.

Sebab-Sebab Kebencian Orang Yahudi terhadap Malaikat Jibril ‘alaihissalam
Ats-Tsa’labi menghikayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang sebab kebencian orang Yahudi terhadap Jibril ‘alaihissalam. Yaitu salah seorang nabi mereka memberitakan bahwa Bukhtanashar akan menghancurkan Baitul Maqdis. Kemudian mereka mengutus seorang laki2 utk membunuhnya. Ketika dijumpai adl seorang pemuda yg lemah mk Jibril menghalangi upaya laki2 tadi utk membunuh dan berkata kepada laki2 tersebut: “Kalau Allah menghendaki utk membinasakan kalian melalui tangan kalian tdk akan mampu mencegahnya. Dan jika Allah menghendaki bukan dia yg berbuat mk dgn hak apakah kalian akan membunuhnya?” mk laki2 tadi meninggalkannya. Kemudian bertakbirlah Bukhtanashar dan memerangi mereka serta menghancurkan Baitul Maqdis. Karena itulah mereka membenci malaikat Jibril ‘alaihissalam.
Al-Imam Ahmad At-Tirmidzi dan An-Nasa`i telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa orang2 Yahudi datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata: “Wahai Abal Qasim kami akan berta kepadamu tentang lima perkara. Jika engkau memberitakan kepada kami perkara itu kami akan memercayai bahwa engkau seorang nabi dan kami akan mengikutimu . Di antara lima perkara yg ditanyakan adalah: Siapakah yg selalu datang kepadamu dari kalangan malaikat? Beliau menjawab: “Jibril tidaklah Allah mengutus tiap nabi kecuali dia yg menjadi wali .” Merekapun menjawab: “Di sisi inilah kami tdk sependapat. Kalau saja penolongmu selain Jibril pasti kami akan mengikutimu dan membenarkannya.” mk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apa yg menghalangi kalian utk tdk membenarkannya?” Mereka menjawab: “Sesungguh dia adl musuh kami.”
Pada riwayat yg lain mereka berkata: “Jibril yg turun dgn membawa peperangan pembunuhan dan adzab. Kalau saja yg menyertaimu adl Mikail dialah yg turun membawa rahmat menumbuhkan tanaman dan menurunkan hujan.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat:
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيْلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ
“Barangsiapa yg menjadi musuh Jibril mk Jibril itu telah menurunkan ke dlm hatimu.”
Pada riwayat yg terakhir –jika shahih– yaitu kalau saja yg menolong Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl Mikail ‘alaihissalam mereka akan masuk Islam. Dan kalau saja mereka mengetahui bahwa Mikail ‘alaihissalam juga membantu dlm sebuah peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti mereka juga akan memusuhi Mikail ‘alaihissalam dan tetap mereka berada pada tipu muslihat dan kebohongan yg diada-adakannya.
Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: “Aku melihat dua orang laki2 memakai baju putih di sebelah kanan dan sebelah kiri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada perang Uhud. Aku sama sekali belum pernah melihat kedua orang itu sebelum maupun sesudah yaitu Jibril ‘alaihissalam dan Mikail ‘alaihissalam.”
Inilah sesungguh karakter mereka mengetahui kebenaran tapi tdk mengamalkan apa yg telah mereka ketahui. Perhatikanlah kisah tipu muslihat mereka terhadap Nabi Musa ‘alaihissalam ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan utk menyembelih sapi betina di mana hampir-hampir mereka tdk melaksanakannya. Demikian pula kebencian mereka yg luar biasa terhadap kebenaran dan pembawa serta para pengikut kebenaran .
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِيْنَ آمَنُوا الْيَهُوْدَ وَالَّذِيْنَ أَشْرَكُوا
“Sesungguh kamu dapati orang2 yg paling keras permusuhan terhadap orang2 yg beriman ialah orang2 Yahudi dan orang2 musyrik.”
Secara umum manusia yg paling besar permusuhan kepada Islam dan kaum muslimin adl orang2 Yahudi dan orang2 musyrik. Bahkan mereka berusaha dgn segala daya dan upaya utk mencapai tujuan mereka yaitu memberikan mudarat kepada kaum muslimin. Semua itu disebabkan kebencian kedengkian dan hasad mereka yg luar biasa kepada kaum muslimin serta penentangan kekufuran terhadap kebenaran.
Wallahu a’lam bish-shawab.

1 Al-Baqarah ayat 97.
2 Mu’allaq adl dibuang seorang perawi atau lbh pada sebuah sanad baik di awal atau semua dari awal hingga akhir oleh seorang mushannif .
3 Mudallis adl seorang rawi yg dikenal menggelapkan sanad lalu meriwayatkan hadits dgn menyebut sanad dgn samar seperti lafadz عَنْ agar terkesan mendengar langsung dari rawi di atas padahal sebenar tidak. Macam-macam tadlis dan sebab dicela perbuatan ini cukup banyak. Pembahasan lbh rinci silakan lihat pada pelajaran Musthalah Hadits.






Sumber: www.asysyariah.com